Bimbingan Menjawab Soal Uji Two Way Anova dengan SPSS Lengkap
Bimbingan Menjawab Soal Uji Two Way Anova dengan SPSS Lengkap | Penggunaan uji anova dalam analisis data penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan (perbedaan yang bermakna) pada nilai rata-rata dari beberapa kelompok data. Uji analisis anova atau sering disebut dengan istilah uji F ini, secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yakni uji anova satu faktor (one way anova) dan uji anova dua faktor (two way anova). Perbedaan antara kedua analisis tersebut, yakni terletak pada jumlah faktor atau variabel bebas yang dipakai dalam sebuah penelitian. Jika analisis pada uji one way anova hanya teridiri dari 1 faktor saja, maka dalam uji two way anova analisis mampu digunakan untuk mengukur 2 faktor sekaligus. Oleh karenanya, uji two way anova disebut juga dengan nama uji faktorial. Sementara itu, selain dapat diigunakan untuk mengetahui perbedaan antara beberapa kelompok data (variable faktor), uji two way anova dapat juga berguna untuk mendeteksi apakah terdapat interaksi antar-faktor dalam menentukan variabel terikat (dependen).
PERSYARATAN DASAR UJI TWO WAY ANOVA
Setidaknya terdapat 4 persyaratan atau prosedur yang harus terpenuhi sebelum kita dapat melakukan uji two way anova guna menganalisis data penelitian atau menguji hipotesis. Adapun 4 persyaratan ini adalah sebagai berikut.
CONTOH SOAL UJI TWO WAY ANOVA
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat berbedaan hasil belajar siswa SMP berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua dan jenis kelamin siswa tersebut. Faktor jenjang pendidikan terakhir orang tua terdiri dari 3 (tiga) taraf, yaitu SMP, SLTA, dan Perguruan Tinggi (PT). Sementara faktor jenis kelamin terdiri dari 2 (dua) taraf, yakni Laki-laki dan Perempuan. Adapun data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagaimana tabel dibawah ini.
HIPOTEISIS YANG DIAJUKAN DALAM UJI TWO WAY ANOVA
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Adapun hipotesis yang hendak di uji oleh peneliti adalah sebagai berikut.
PERSIAPAN DATA SEBELUM MELAKUKAN UJI TWO WAY ANOVA
Untuk mepermudah kita dalam melakukan analisis data menggunakan metode uji two way anova dengan SPSS, maka sebaiknya kita membuat pengkodean data terlebih dalulu untuk variabel faktor, yakni data jenjang pendidikan terakhir orang tua dan data jenis kelamin siswa. Pengkodean data untuk jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan ketentuan: kode 1 untuk SMP, kode 2 untuk SLTA dan kode 3 untuk PT. Hasil pengkodean data tersebut dapat dilihat pada tebel dibawah ini.
Selanjutnya pengkodeaan data untuk data jenis kelamin siswa dengan ketentuan: kode 1 untuk Laki-laki dan kode 2 untuk Perempuan. Hasilnya sebagai berikut.
[Untuk latihan anda bisa mendownload semua data excel dan data.sav SPSS yang sudah saya susun | Download Data]
LANGKAH-LANGKAH UJI TWO WAY ANOVA DENGAN SPSS
Seperti biasa, langkah-langkah uji two way anova dengan SPSS ini dilakukan dalam 3 tahapan, yakni penginputan data, analisis data dan ouput SPSS. Baik, langsung saja kita mulai tahap penginputan (memasukkan) data dalam program SPSS versi 21.
1. Pertama, buka program SPSS, lalu klik Variable View, pada bagian ini kita akan mengisi nama-nama variabel penelitian serta kelengkapan yang dibutuhkan:
Pertama yaitu variabel “Hasil Belajar Matematika”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: tulis Hasil
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimals: pilih 0
Label: ketikkan Hasil Belajar Matematika
Value: pilih None
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Scale
Role: pilih Input
Kedua adalah variabel “Jenjang Pendidikan Terakhir Orang Tua”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: ketikkan Pendidikan
Type, Width, Decimals samakan pilihan sebagaimana variabel pertama
Label: ketikkan Jenjang Pendidikan Terakhir Orang Tua
Value: klik pada bagian none, maka akan muncul kotak dialog “Value Labels” untuk kotak Value ketikkan 1, lalu pada kotak Label isikan SMP, kemudian klik Add. Selanjutnya ketikkan 2 untuk kotak Value dan kotak Label isikan SLTA, lalu klik Add. Berikutnya, ketikkan 3 untuk kotak Value dan kotak Label isikan PT, lalu klik Add dan Ok. Jika sudah benar maka akan tampak seperti gambar dibawah ini
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Nominal
Role: pilih Input
Ketiga adalah variabel “Jenis Kelamin”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: ketikkan Kelamin
Type, Width, Decimals samakan pilihannya seperti variabel pertama dan kedua
Label: ketikkan Jenis Kelamin
Value: klik pada bagian none, maka akan muncul kotak dialog “Value Labels” untuk kotak Value ketikkan 1, lalu pada kotak Label isikan Laki-laki, kemudian klik Add. Selanjutnya, ketikkan 2 untuk kotak Value dan kotak Label isikan Perempuan, lalu klik Add dan Ok. Maka tampilannya tampak sebagaimana gambar berikut.
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Nominal
Role: pilih Input
Lihat tampilan “Variabel View” secara keseluruhan
2. Jika anda sudah benar-benar yakin, maka langkah berikutnya adalah klik Data View, kemudian masukkan data penelitian yang sudah kita kodekan di atas sesuai masing-masing variabel. Lihat gambar penginputan data
3. Selanjutnya kita akan masuk pada tahap analisis data caranya dari menu SPSS klik Analyze – General Linier Model – Univariate…
4. Dengan demikian maka akan muncul kotak dialog “Univariate”, selanjutnya klik variabel Hasil Belajar Matematika, lalu masukkan ke kotak Dependent Variable. Klik variabel Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin ke kotak Fixed Factor(s), lalu klik Options
5. Setelah klik Options, maka akan muncul kotak dialog “Univariate: Options” masukkan variabel Pendidikan, Kelamin dan Pendidikan*Kelamin ke kolom Display Means for, kemudian pada kolom “Display” beri tanda centang (V) untuk Descriptives statistics dan Homogeneity tests, lalu klik Continue
6. Terakhir klik Ok untuk menampilan Output SPSS.
INTERPRETASI OUTPUT UJI TWO WAY ANOVA DALAM SPSS
Supaya kita dapat memahami dengan baik makna dari masing-masing output Univariate Analysis of Variance tersebut, maka penjelasan dari output ini akan saya bagi untuk masing-masing output SPSS.
Output Pertama “Between-Subjects Factors”
Dalam output di atas kita disuguhkan tentang hasil dari subjek-subjek yang kita teliti. Subjek-subjek yang kita teliti dimasukkan dalam analisis data sesuai dengan faktor yang berbeda antar masing-masing variabel.
Output Kedua “Descriptive statistics”
Bagian output ini menampilkan ringkasan statistik deskriptif dari data yang dianalisis. Statistik deskriptif tersebut mencakup nilai mean, standar deviasi dan N atau jumlah masing-masing data.
Output Ketiga “Levene's Test of Equality of Error Variances”
Output Levene's ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing varian dari variabel terikat (dependent) adalah sama atau homogen. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut.
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai Signifikansi (Sig.) adalah sebesar 0,748 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian variabel hasil belajar matematika adalah sama atau homogen. Karena varian tersebut bersifat homogen maka itu artinya persyaratan dalam uji two way anova sudah terpenuhi.
Output Keempat “Tests of Between-Subjects Effects”
Tests of Between-Subjects Effects adalah output untuk uji hipotesis penelitian ini. Kolom pertama menunjukkan faktor apa saja yang yang ada dalam penelitian ini, kolom kedua menunjukkan jumlah kuadrat (JK), kolom ketiga menujukkan derajat kebebasan (df), kolom keempat menunjukkan rata-rata kuadrat (KT), kolom kelima menunjukkan F hitung, dan kolom keenam menunjukkan nilai signifikansi (Sig.).
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM UJI TWO WAY ANOVA
PENGUJIAN HIPOTESIS DALAM UJI TWO WAY ANOVA SPSS
Output Kelima “Estimated Marginal Means”
Output bagian kelima ini menjelaskan tentang perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua dan jenis kelamin siswa secara desktiptif.
Demikianlah Bimbingan Menjawab Soal Uji Two Way Anova dengan SPSS yang bisa saya bagikan kepada kawan-kawan semua. Untuk pengembangannya kawan-kawan bisa berlatih sendiri ya. Terimakasih telah berkenan membaca artikel di atas semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
PERSYARATAN DASAR UJI TWO WAY ANOVA
Setidaknya terdapat 4 persyaratan atau prosedur yang harus terpenuhi sebelum kita dapat melakukan uji two way anova guna menganalisis data penelitian atau menguji hipotesis. Adapun 4 persyaratan ini adalah sebagai berikut.
- Nilai Standardized Residual haruslah berdistribusi normal. Inilah syarat pertama yang harus terpenuhi sebelum kita melakukan uji two way anova. Oleh karena itu, kita perlu melakukan uji normalitas standardized residual terlebih dahulu untuk mendeteksi apakah nilai tersebut normal atau tidak. Jika ternyata setelah pengujian dilakukan menunjukkan hasil tidak normal. Maka kita harus melupakan uji two way anova, dan beralih ke statistik non parametrik | Panduan: Praktik Uji Normalitas Standardized Residual dalam Two Way Anova SPSS
- Populasi-populasi dari varian data adalah sama atau homogen. Cara mendeteksinya adalah dengan melakukan uji homogenitas. Catatan: uji homogenitas dapat dilakukan sekaligus pada saat kita melakukan uji two way anova ini.
- Sampel yang digunakan tidak berhubungan satu sama lain. Maksudnya masing-masing populasi saling independen di dalam kelompoknya.
- Persyaratan yang terakhir yaitu berkaitan dengan jenis data yang dipakai. Dimana untuk data variabel dependen (variabel terikat) harus berskala interval atau rasio. Sementara untuk data variabel independen (variabel bebas/faktor) adalah berskala kategorial.
CONTOH SOAL UJI TWO WAY ANOVA
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat berbedaan hasil belajar siswa SMP berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua dan jenis kelamin siswa tersebut. Faktor jenjang pendidikan terakhir orang tua terdiri dari 3 (tiga) taraf, yaitu SMP, SLTA, dan Perguruan Tinggi (PT). Sementara faktor jenis kelamin terdiri dari 2 (dua) taraf, yakni Laki-laki dan Perempuan. Adapun data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagaimana tabel dibawah ini.
HIPOTEISIS YANG DIAJUKAN DALAM UJI TWO WAY ANOVA
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Adapun hipotesis yang hendak di uji oleh peneliti adalah sebagai berikut.
- Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua.
- Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenis kelamin siswa.
- Ada interaksi jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan jenis kelamin siswa dalam menentukan hasil belajar matematika siswa.
PERSIAPAN DATA SEBELUM MELAKUKAN UJI TWO WAY ANOVA
Untuk mepermudah kita dalam melakukan analisis data menggunakan metode uji two way anova dengan SPSS, maka sebaiknya kita membuat pengkodean data terlebih dalulu untuk variabel faktor, yakni data jenjang pendidikan terakhir orang tua dan data jenis kelamin siswa. Pengkodean data untuk jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan ketentuan: kode 1 untuk SMP, kode 2 untuk SLTA dan kode 3 untuk PT. Hasil pengkodean data tersebut dapat dilihat pada tebel dibawah ini.
Selanjutnya pengkodeaan data untuk data jenis kelamin siswa dengan ketentuan: kode 1 untuk Laki-laki dan kode 2 untuk Perempuan. Hasilnya sebagai berikut.
[Untuk latihan anda bisa mendownload semua data excel dan data.sav SPSS yang sudah saya susun | Download Data]
LANGKAH-LANGKAH UJI TWO WAY ANOVA DENGAN SPSS
Seperti biasa, langkah-langkah uji two way anova dengan SPSS ini dilakukan dalam 3 tahapan, yakni penginputan data, analisis data dan ouput SPSS. Baik, langsung saja kita mulai tahap penginputan (memasukkan) data dalam program SPSS versi 21.
1. Pertama, buka program SPSS, lalu klik Variable View, pada bagian ini kita akan mengisi nama-nama variabel penelitian serta kelengkapan yang dibutuhkan:
Pertama yaitu variabel “Hasil Belajar Matematika”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: tulis Hasil
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimals: pilih 0
Label: ketikkan Hasil Belajar Matematika
Value: pilih None
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Scale
Role: pilih Input
Kedua adalah variabel “Jenjang Pendidikan Terakhir Orang Tua”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: ketikkan Pendidikan
Type, Width, Decimals samakan pilihan sebagaimana variabel pertama
Label: ketikkan Jenjang Pendidikan Terakhir Orang Tua
Value: klik pada bagian none, maka akan muncul kotak dialog “Value Labels” untuk kotak Value ketikkan 1, lalu pada kotak Label isikan SMP, kemudian klik Add. Selanjutnya ketikkan 2 untuk kotak Value dan kotak Label isikan SLTA, lalu klik Add. Berikutnya, ketikkan 3 untuk kotak Value dan kotak Label isikan PT, lalu klik Add dan Ok. Jika sudah benar maka akan tampak seperti gambar dibawah ini
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Nominal
Role: pilih Input
Ketiga adalah variabel “Jenis Kelamin”, maka isikan dengan ketentuan:
Name: ketikkan Kelamin
Type, Width, Decimals samakan pilihannya seperti variabel pertama dan kedua
Label: ketikkan Jenis Kelamin
Value: klik pada bagian none, maka akan muncul kotak dialog “Value Labels” untuk kotak Value ketikkan 1, lalu pada kotak Label isikan Laki-laki, kemudian klik Add. Selanjutnya, ketikkan 2 untuk kotak Value dan kotak Label isikan Perempuan, lalu klik Add dan Ok. Maka tampilannya tampak sebagaimana gambar berikut.
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Nominal
Role: pilih Input
Lihat tampilan “Variabel View” secara keseluruhan
2. Jika anda sudah benar-benar yakin, maka langkah berikutnya adalah klik Data View, kemudian masukkan data penelitian yang sudah kita kodekan di atas sesuai masing-masing variabel. Lihat gambar penginputan data
3. Selanjutnya kita akan masuk pada tahap analisis data caranya dari menu SPSS klik Analyze – General Linier Model – Univariate…
4. Dengan demikian maka akan muncul kotak dialog “Univariate”, selanjutnya klik variabel Hasil Belajar Matematika, lalu masukkan ke kotak Dependent Variable. Klik variabel Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin ke kotak Fixed Factor(s), lalu klik Options
5. Setelah klik Options, maka akan muncul kotak dialog “Univariate: Options” masukkan variabel Pendidikan, Kelamin dan Pendidikan*Kelamin ke kolom Display Means for, kemudian pada kolom “Display” beri tanda centang (V) untuk Descriptives statistics dan Homogeneity tests, lalu klik Continue
6. Terakhir klik Ok untuk menampilan Output SPSS.
INTERPRETASI OUTPUT UJI TWO WAY ANOVA DALAM SPSS
Supaya kita dapat memahami dengan baik makna dari masing-masing output Univariate Analysis of Variance tersebut, maka penjelasan dari output ini akan saya bagi untuk masing-masing output SPSS.
Output Pertama “Between-Subjects Factors”
Dalam output di atas kita disuguhkan tentang hasil dari subjek-subjek yang kita teliti. Subjek-subjek yang kita teliti dimasukkan dalam analisis data sesuai dengan faktor yang berbeda antar masing-masing variabel.
Output Kedua “Descriptive statistics”
Bagian output ini menampilkan ringkasan statistik deskriptif dari data yang dianalisis. Statistik deskriptif tersebut mencakup nilai mean, standar deviasi dan N atau jumlah masing-masing data.
Output Ketiga “Levene's Test of Equality of Error Variances”
Output Levene's ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing varian dari variabel terikat (dependent) adalah sama atau homogen. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut.
- Jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih besar dari > 0,05, maka itu artinya varian variabel hasil belajar matematika adalah sama atau homogen.
- Jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih kecil dari < 0,05, maka itu artinya varian variabel hasil belajar matematika adalah tidak sama atau heterogen.
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai Signifikansi (Sig.) adalah sebesar 0,748 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian variabel hasil belajar matematika adalah sama atau homogen. Karena varian tersebut bersifat homogen maka itu artinya persyaratan dalam uji two way anova sudah terpenuhi.
Output Keempat “Tests of Between-Subjects Effects”
Tests of Between-Subjects Effects adalah output untuk uji hipotesis penelitian ini. Kolom pertama menunjukkan faktor apa saja yang yang ada dalam penelitian ini, kolom kedua menunjukkan jumlah kuadrat (JK), kolom ketiga menujukkan derajat kebebasan (df), kolom keempat menunjukkan rata-rata kuadrat (KT), kolom kelima menunjukkan F hitung, dan kolom keenam menunjukkan nilai signifikansi (Sig.).
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM UJI TWO WAY ANOVA
- Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan variabel faktor.
- Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan variabel faktor.
PENGUJIAN HIPOTESIS DALAM UJI TWO WAY ANOVA SPSS
- Melakukan pengujian hipotesis pertama, berdasarkan output yang saya berikan warna merah, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua” dapat diterima.
- Melakukan pengujian hipotesis kedua, berdasarkan output yang saya beri warna biru, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,685 > 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenis kelamin siswa” ditolak.
- Melakukan pengujian hipotesis ketiga, berdasarkan output yang saya berikan warna hijau, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,490 > 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “ada interaksi jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan jenis kelamin siswa dalam menentukan hasil belajar matematika siswa” ditolak.
Output Kelima “Estimated Marginal Means”
Output bagian kelima ini menjelaskan tentang perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika berdasarkan jenjang pendidikan terakhir orang tua dan jenis kelamin siswa secara desktiptif.
Demikianlah Bimbingan Menjawab Soal Uji Two Way Anova dengan SPSS yang bisa saya bagikan kepada kawan-kawan semua. Untuk pengembangannya kawan-kawan bisa berlatih sendiri ya. Terimakasih telah berkenan membaca artikel di atas semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kajian Utama: VIDEO Bimbingan Mudah Cara Uji Two Way Anova dengan SPSS lengkap[Search: Bimbingan Menjawab Soal Uji Two Way Anova dengan SPSS Lengkap, Cara melakukan Uji Analisis Two Way Anova dalam SPSS, Panduan Uji Two Way Anova SPSS, Langkah-langkah Uji Anova Dua Faktor dengan SPSS]
Mau nanya kalo dispss maksimum data yang bisa diolah berapa banyak ya?
BalasHapusthanks
BalasHapusSama-sama mas..semoga sukses dengan tugasnya
HapusPak, bila data panjang luka (5 kelompok perlakuan yang berbeda) dengan hari ke-0 sampai hari ke-10, menggunakan two way anova atau one way anova?
BalasHapussaya kira lebih tepat jika menggunakan uji two say anova
Hapuspak bisa minta tutorial uji lanjut dgn spss jika interaksinya mnunnjukan perbedaaan yg signifikan (sig<0,05). Trimakasih
BalasHapusBisa kok..silahkan lanjut
Hapuspak kalo mau uji anova two way data yg awalnya ada 1 yg tidak normal lalu stl dinormalkan jadi normal. kemudian pas saya uji anova 2 way kok jadi tdk homogen ya? kalo sudah gitu saya harus uji apa ? uji apa saja?
BalasHapusuntuk uji homogenitasnya pakai tingkat kesalahan 1% atau 0.001 mbak saja mbak
HapusPak tingkat kesalahan itu kolom significant kan pak ? sudah saya ganti ganti masih gak homogen pak hasilnya, bagaimana yah pak ? kasusnya sama kayak mba adis pak
HapusKalau dalam kasus saya, datanya normal. Tapi pas uji homogen (tingkat kesalahan 5%) datanya tidak homogen. Dan pakai tingkat kesalahan 1% masih tidak homogen. Terus apakah masih boleh pakai two way anova atau uji lain ya Pak? Terima kasih
Hapusskripsi saya dengan judul pengaruh moral terhadap locus of control dan jenis kelamin apakah bisa menggunakan two way anova?
BalasHapusSaya kira bisa kok dilihat dari judulnya. silahkan lanjut
HapusSetelah homogenitas dan ada pengaruh terhadap variabel bagaimana langkah selanjutnya untuk uji duncan pada two way anova ?
BalasHapuspa .. mengapa saat uji homogenitas di two way anova tidak muncul angka di F dan sig hanya muncul titik (.) sajah... itu gmn ya pa tlong dibantu
BalasHapusapakah ada yang janggal atau aneh dengan data penelitian anda? saran saya coba anda lakukan uji two way anova dengan data di artikel ini dulu jika nanti hasilnya sama. berarti masalah ada di data penelitian yang anda input ke SPSS
HapusAssalamu'alaikum pak. Saya mau tanya bagaimana cara memasukkan data ke spss. Karena saya bingung. Saya meneliti kelas eksperimen dan kontrol, data saya ada motivasi tinggi dan rendah masing2 kelas. Mohon bantuannya
Hapus"parameter is zero because it is redundant" itu kenapa ya ?
BalasHapusApakah ada yang janggal dengan data yang anda input di SPSS. saran saya sebaiknya anda coba pakai data yang ada di panduan ini dulu untuk latihan. jika nanti hasilnya sama seperti di atas, maka permasalahan terletak pada data anda.
HapusMinta email nya boleh ga gan? Saya di kasih contoh soal, tpi saya masih bingung cara kerjain nya
BalasHapusMaaf untuk saat ini belum bisa pak, coba belajar mandiri dulu ya
HapusAssalamu'alaikum pak. Saya mau tanya bagaimana cara memasukkan data ke spss. Karena saya bingung. Saya meneliti kelas eksperimen dan kontrol, data saya ada motivasi tinggi dan rendah masing2 kelas. Mohon bantuannya
BalasHapusAssalamualaikum. Pak saya mau tanya, untuk melakukan uji normalitas data yang akan d pakai untuk uji anava dua arah, bagaimana cara melakukan uji normalitas datanya pak? Apakah data keseluruhan yg di uji atau datanya dibagi-bagi perkolom lalu d uji?
BalasHapusSetelah uji anova two way saya mau lakukan uji lanjut duncan. Yang ingin saya tanyakan nilai sig. manakah yg saya perhatikan di uji anova two way sebelum saya melakukan uji duncan karena nilai sig. di uji anova two way kan tdk satu saja pak.?
BalasHapusbagaimana mengubah data dari tidak interaksi menjadi interaksi pada anava?
BalasHapusMin ini anova Dua arah dengan intetaksi apa tanpa interaksi ??
BalasHapusPak mau tanya, uji post hoc itu ada macam2 ya ...nah klo berdistribusi normal dan homogen pke apa ya untuk uji post hoc nya ??? Saya sudah sampai uji t tetapi dosen meminta uji lanjut yaitu uji post hoc .saya bingung, uji post hoc mana yg hrs saya ambil ...saya berpikir bahwa menggunakan uji anova .nah uji anova itu ada one way dn two way ...saya harus ambil yg mana ??? Dn judul skripsi saya adalah pengaruh pembelajaran pmri terhadap kemampuan pemecahan masalah .mohon sarannya pak
BalasHapusTerimakasih banyak
Hallo pak, saya mau tanya apabila hasil levene's test di uji homogenitas F tidak ada angka df2 0 & Sig tidak ada angka itu interpretasinya gimana ya pak? Dan solusinya bagaimana agar muncul angkanya? Apakah langsung uji non parametrik saja? Karena pada uji normalitas hasilnya distribusi normal, terimakasih pak, mohon bantuannya 🙏
BalasHapusHallo pak, saya mau tanya apabila hasil levene's test di uji homogenitas F tidak ada angka df2 0 & Sig tidak ada angka itu interpretasinya gimana ya pak? Dan solusinya bagaimana agar muncul angkanya? Apakah langsung uji non parametrik saja? Karena pada uji normalitas hasilnya distribusi normal, terimakasih pak, mohon bantuannya 🙏
BalasHapusHallo pak, saya mau tanya apabila hasil levene's test di uji homogenitas F tidak ada angka df2 0 & Sig tidak ada angka itu interpretasinya gimana ya pak? Dan solusinya bagaimana agar muncul angkanya? Apakah langsung uji non parametrik saja? Karena pada uji normalitas hasilnya distribusi normal, terimakasih pak, mohon bantuannya 🙏
BalasHapusPak, ini misal kalau interaksi pendidikan orang tua dan kelamin nya signifikan, uji lanjut post hoc nya bagaimana?
BalasHapusSelamat sore pak. Saya ingin bertanya
BalasHapusMengapa dalam analisis anova, secara numeris bedanya kecil dikatakan signifikan, sedangkan jika secara numeris bedanya besar dikatakan tidak signifikan?
Thank you for the articles. They're very useful.
BalasHapusHowever, it is only practical. It could be better if you put deeper theoretical background and formulas.
Cheers!
Mau tanya klo di SPSS keluarnya bukan outputnya,tapi malah notif unrecoverable application error' in statistika processor itu maksudnya gimana ya? Bisa ngasih solusi?
BalasHapusTerima kasih sebelumnya
Pak, izin bertanya apakah total N tiap faktor harus sama? atau bisa berbeda? misal N perempuan 40 N laki-laki 20 bisa ga yaa? saya belum menemukan sumber bacaan terkait hal tersebut, terima kasih sebelumnya
BalasHapusPak, izin bertanya, jika ada uji homogenitas A >0,05 (0,210), uji homogenitas B <0,05 (0,007)sementara uji homogenitas interaksinya (A+B+A*B)-nya >0,05 (0,320) apakah uji anova-nya bisa dilanjutkan?
BalasHapussistematis jd mudah dipahami, trims sdh berbagi
BalasHapusAssalamualaikum pak, maaf Meganggu waktunya pak, pak saya Tanya, saat saya mau uji normalitas hasil yang keluar hanya titik (.), Itu letak kesalahannya di mana ya pak?
BalasHapusTerimakasih pak
Assalamualaikum pak, pak saya mau bertanya saat saya uji normalitas hasil yang keluar hanya titik itu kenapa ya pak?
BalasHapusTerimakasih pak
sistematis, hanya saja kurang informasi untuk data yang tidak normal bagaimana langkah transformasinya sebelum memutuskan untuk beralih ke uji non parametrik. tks
BalasHapusBapak, izin bertanya apabila post hocnya tidak mau muncul karena hanya faktorial 2x2 caranya bagaimana ya kak?
BalasHapusterimakasih kk, mohon ijin ubah sedikit datanya untuk tugas kuliah
BalasHapus